Sains dan Teknologi dalam Islam




   



Kelompok 3 :
v   Anne Analia
v   Bunga Diadara Demoni
v   Ria Vinola Widia Wati
v   Siti Nur Wulan
v   Tamara Amalia S

D3 Sekretari
2013


Sains dan Teknologi dalam Islam
A.    Pengantar
Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan memberikan peranan sebagai khalifatullah fil ardh dalam mengelola dan memanfaatkan alam semesta dengan segala isinya. Dalam mengemban amanah tersebut Allah telah membekali manusia dengan berbagai potensi diri, termasuk akal dengan tingkat berfikir yang tinggi. Dengan akalnya inilah manusia dituntut untuk membaca, meneliti, mengkaji, membahas serta memahami penciptaan alam semesta dengan segala isinya dan pada akhirnya mampu menemukan dan memformulasikannya sebagai ilmu pengetahuan (sains) serta menghasilkan teknologi menuju moderenisasi kehidupan.


Kata sains adalah terminologi bahasa inggris yaitu “science” yang berarti pengetahuan ilmiah. Dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “ilmu” yang berarti pengetahuan ilmiah. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal kata “ilmu” yang berarti pengetahuan yang mendalam tentang hakikat sesuatu yang mendalam yang dipahami dengan yakin.

Dalam islam istilah sains sering digunakan dalam Al-qur’an dan hadist dalam arti umum yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas mencakup alam semesta termasuk sains dan kemanusiaan. Sains menurut konsep islam adalah eksplorasi alam semesta yang disamping memicu manusia untuk dapat menghasilkan berbagai penemuan ilmiah dan teknologi yang berguna bagi masyarakat.

Kata teknologi berasal dari terminology bahasa inggris “technology” yang berarti terapan. Teknologi adalah penerapan sains secara sistematik untuk memanfaatkan alam di sekelilingnya dan mengendalikan gejala-gejala yang dapat diarahkan manusia dalam proses produktif yang ekonomis. Pengertian teknologi dalam islam dapat dipahami bahwa penerapan sains yang dikehendaki dalam islam adalah yang benar dan tepat sasaran serta  dilandasi oleh nilai-nilai islam sebagai agama yang “rahmatan lil’alamiin”

Pada hakikatnya, perkembangan sains dan teknologi tidaklah bertentangan dengan agama islam karena islam adalah agama yang sangat menjujung tinggi akal. Islam adalah agama yang rasional.

B.    Landasan Agama Tentang Sains dan Tekonologi

Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami, dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan barat yang melandasi pengembangan ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ‘matre’ dan sekular, maka islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah –pengabdian muslim kepada allah S.W.T, dalam mengemban amanat sebgai khalifatullah (wakil allah) di muka bumi,

Ada lebih dari 800 ayat dalam al-qur’an yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada allah. Diantaranya (Q.S Ali ‘imron 3:190-191) dan (Q.S. mujadillah 58:11). Bagi umat islam keduanya adalah merupakan ayat-ayat ke mahakuasaan dan keagungan Allah S.W.T. Dengan demikian agama dan ilmu pengetahuan dalam islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integral.

Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru islam sangat mendukung umatnya untuk me-research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat allah yang perlu di gali dan dicari keberadaannya ayat-ayat allah yang tersebar di alam semesta ini.

C.    Urgensi Penguasaan Sains dan Teknologi bagi Kemajuan Umat Islam
Di dalam Al-Qur’an terdapat ratusan ayat-ayat yang menerangkan tentang ilmu, ajakan untuk berfikir dan melakukan penalaran seperti mengamati dan menyelidiki dengan seksama, serta sanjungan kepada ilmuwan yang suka menggunakan akal fikirannya. Ini menjadi bukti sangat pentingnya kedudukan ilmu dalam Islam termasuk sains dan teknologi.
Ilmu merupakan sarana pencari dan mendekati kebenaran dan menyadarkan manusia akan posisi dirinya, karena dengan ilmu dapat menambah referensi baru untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebenaran.
Di masa Khulafa Al-Rasyiddin, Islam berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru dunia. Penakhlukan wilayah-wilayah adalah sebagian dari upaya untuk menyebarkan Islam, bukan menjajahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik kepada Islam.
Salah satu contoh menarik adalah ketika Shalahuddin Al-Ayubi merebut kembali Yerusalem dari tangan Pasukan Salib Eropa, ia malah melindungi jiwa dan harta 100 ribu orang Barat. Shalahuddin juga memberi ijin ke luar kepada mereka dengan sejumlah tebusan kecil oleh mereka yang mampu, juga membebaskan sejumlah orang-orang miskin. Panglima Islam ini pun membebaskan 85 ribu orang dari Pasukan Salib Eropa dan saudaranya Al-Malikul Adil membayar tebusan untuk 2 ribu orang laki-laki di antara mereka.
Padahal 90 tahun sebelumnya, ketika pasukan Salib Eropa merebut Baitul Maqdis, mereka justru melakukan pembantaian. Para sejarawan muslim menyebutkan jumlah mereka yang dibantai di Masjid Aqsa sebanyak 70 ribu orang. Sedangkan para sejarawan Perancis sendiri tidak mengingkari pembantaian mengerikan itu, bahkan mereka kebanyakan menceritakannya dengan bangga.
Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya ditakhlukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk menghancurkan, tetapi memberi kehidupan.
 Empat belas abad yang silam, Allah Ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad S.A.W sebagai panutan bagi umat manusia. Beliau merupakan Rasul terakhir yang membawa agama terakhir yakni Islam. Masa kejayaan Islam telah menjadi bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan ajaran Al-Qur’an umat Islam sendiri akan menikmati kemajuan peradaban dan kebudayaan di atas bumi ini. Di masa kejayaan Islam, pimpinan Islam berada di tangan tokoh-tokoh yang setiap orangnya patuh sepenuhnya dan setia kepada Nabi Muhammad S.A.W, baik secara keimanan, keyakinan, perbuatan, akhlak, pendidikan, kesucian jiwa, keluruhan budi maupun kesempurnaan. Pimpinan umat Islam sesudah wafatnya Nabi Muhammad S.A.W adalah Abubakar, Umar, Utsman dan Ali merupakan pemimpin duniawi dengan jabatan Khalifah yang menganggap kedudukan mereka itu sebagai pengabdian pada umat Islam, bukan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan mutlak dan kemegahan.
Untuk era globalisasi saat ini Iptek menjadi kekuatan dunia kemajuan Negara dan Bangsa. Berikut ini urgensi penguasaan sains dan teknologi :
1.      Memperoleh kemudahan
2.      Mengenal dan mengagungkan Allah untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat
3.      Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah
4.      Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
5.      Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup
6.      Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kekayaan alam
7.      Meningkatkan harkat martabat manusia
8.      Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban
9.      Meningkatkan rasa percaya diri
10.  Meningkatkan produktifitas kerja
11.  Memperoleh amal jariah bila diamalkan
12.  Memiliki keunggulan hidup dunia akhirat


D. Dampak Penggunaan Sains dan Teknologi Bagi Umat Manusia
          Manusia sebagai makhluk individu memiliki perbedaan antara satu dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian,pola pikir,kelebihan,kekurangan untuk mencapai cita-cita. Sehingga sebagai pribadi yang khas tersebut manusia berusaha mengeluarkan segala potensi yang ada pada dirinya dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan orang lain. Potensi-potensi manusia sebagai makhluk hidup dapat dituangkan dalam sebuah sains dan teknologi.
            Kemajuan sains dan teknologi dapat dirasakan di berbagai aspek, serta memiliki berbagai dampak positif dan negatif. Kalau penggunaan sains dan teknologi berdasarkan tuntunan agama, terutan islam, maka hal ini dapat menimbulkan kehidupan yang positif, tetapi sebaliknya jika digunakan secara negatif maka dapat menimbulakan kehidupan yang destruktif/merusak.
            Sains dan teknologi yang boleh digunakan dan dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syari’ah islam. Keharusan standar syari’ah ini didasarkan kepada banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang sains dan teknologi. Ketentuan Allah dan Rasul-Nya seperti:
“ ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu pemimpin-pemimpin selain Nya. Amat sedikitnya kamu mengambil pelajaran (dari padanya)”
“ Barang siapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya maka perbuatan itu ditolak”

·         Dampak Positif
1.      Menyadarkan umat Islam untuk selalu mengenal dan dekat dengan sang penciptanya Allah S.W.T, karena sumber segala sains dan teknologi yang diciptakan dan dikembangkan oleh manusia pada hakikatnya dari Allah S.W.T, terutama bersumber pada suroh/ayat kauniyah.
2.      Mengantarkan manusia kepada era kehidupan yang maju, modern dan sejahtera. Menurut ajaran agama islam, sains dan teknologi harus dipergunakan untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akhirat.
3.      Mempercepat dan mempermudah komunikasi.
4.      Mempercepat dan mempermudah transportasi ke suatu tempat.
5.      Pembuatan senjata dan peralatan perang untuk menjaga keamanan dari serangan musuh.
6.      Komputerisasi dan informasi.

·         Dampak Negatif
1.      Informatika. Kemajuan teknologi dan informasi faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan komputer dan internet,seperti pembobolan bank, penipuan dagang via internet.
2.      Persenjataan. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvesional, juga karena dengan itu jumlah korban yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional.
3.      Biologi. Dengan teknologi, kalangan ahli biologi dapat mengembangkan apa yag disebut sebagai clonning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia.
4.      Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis mutakhir banyak ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan modern itu juga membawa dampak negatif.
5.      Lingkungan hidup. Dari banyak pengalaman, kerusakan lingkungan akibat pembangunan industri masih sering terjadi. Sistem pengelolaan industri yang tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor , tapi juga tercemar.
6.      Membawa kepada kekhafiran atau kekuasaan dunia.
7.      Menumbuhkan sikap sombong dan kecongkakan.
8.      Memodernisir kepuasaan hawa nafsu manusia.
9.      Menutupi kefasikan diri.
10.  Menambahkan kepintaran berdebat dengan memperhalus kedustaan serta membanggakan diri.
11.  Gaya hidup yang cenderung ke arah negatif.

Mengingat bahaya dari dampak negatif yang ditimbulkan dari pengembangan dan penerapan sains dan teknologi diatas perlu dikembangkan paradigma islam dalam melihat hubungan agama dengan sains dan teknologi. Islam memandang bahwa agama merupakan dasar untuk mengatur kehidupan yang memiliki konsep aqidah sebagai landasan sains dan teknologi dan syari’ah sebagai standirisasi benar salahnya atau boleh atau tidak bolehnya pemanfaatan dan penerapan sains dan teknologi.
      Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat islam boleh mengambil iptek dari kaum non muslim. Dulu Nabi S.A.W menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi S.A.W juga pernah memerintahkan dua sahabatnya mempelajari teknik persenjataan ke Yaman, padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (kristen). Umar bin Khatab pernha mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari romawi yang beragama kristen. Jadi, selama tidak bertentangan dengan aqidah dan syari’ah islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.


E.  Peran dan Tanggung Jawab Ilmuan terhadap Alam dan Lingkungan
Allah menciptakan manusia dengan dua fungsi yaitu sebagai hamba Allah (‘Abdun) dan sebagai khalifatullah dil ardh. Kedua fungsi ini merupakan keterpaduan tanggung jawab yang melahirkan  dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan alamiah yang selalu berpihak kepada nilai-nilai kebenaran.
Sebagai Abdun, manusia berarti seorang hamba yang taat dan patuh kepada perintah Allah. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah S.W.T sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh sang maha pencipta berupa potensi-potensi dan keikhlasan manusia menghambakan dieinya kepada Allah akan mencegah kehambaan kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya sendiri.
Sebagai Khalifah, manusia memiliki tanggung jawab tehadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia. Untuk itu Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Dalam kaitan dengan lingkungan, mereka mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dari kelompok-kelompok perusak. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini, tidak bisa dipungkiri banyak menghantarkan manusia kepada kemudahan efektifitas, dan efisiensi hidup. Dengan IPTEK manusia telah mampu meraih apa yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Namun disisi lain, kemajuan IPTEK membawa akses negatif dan destruktif yang merugikan dan mengancam keberlangsungan umat manusia dan alam lingkungan. Proses dehumanisasi dan terancamnya keseimbangan ekologis dan kelestarian alam, merupakan imbas negatif dari kemajuan IPTEK.
Oleh karena itu, ilmuwan harus dibekali dengan iman dan takwa. Ilmuwan yang beriman dan bertakwa akan memanfaatkan kemajuan IPTEK menjaga, memelihara, melestarikan, keberlangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardhi.
Ilmuan harus mempunyai tanggung jawab, karena diberi amanah  Allah untuk berbuat baik terhadap lingkungannya (Al-Ahzab:72). Seorang ilmuan yang berpegangan pada ajaran Allah dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan ditekankan, agar tidak mengikuti perintah orang yang membuat kerusakan di bumi tanpa mengadakan kebaikan (Asy-Syu’ara:151-152). Allah S.W.T dan Rasulnya telah memperingatkan manusia agar jangan melakukan kerusakan di bumi. Namun, banyak manusia yang mengingkari peringatan tersebut.
Seorang Ilmuan Islam yang tetap berpegang teguh pada ajaran Allah dan giat melaksnakan penelitian, akan berhasil dalam menemukan rumus untuk membendung kerusakan alam yang lebih parah dan mampu mengatasi kerusakan yang telah terjadi. Manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Akan tetapi dia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik terhadap perintah untuk beribadah, maupun sunatullah. Pepaduan antara dua tugas ini, yaitu sebagai abdun dan khalifah akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia dan akhirat.


F.  Penutup
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusian, sangat mendorong dan mendorong umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami, dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain, Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Surat Al-Alaq (ayat 1-5) merupakan dasar sains dan teknologi dalam Islam. Allah memerintahkan kita membaca, meneliti dan mengkaji serta membahas dengan kemampuan intelektual. Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam pandangan Al-Qur’an umat manusia harus memiliki ilmu (sains) untuk memaknai pencintaan Allah. Panca indera tidak cukup untuk memperoleh informasi yang ditulis dalam Al-Qur’an atau yang dimaksud Allah S.W.T kalau tidak memiliki kompetensi khusus. Oleh sebab itu, dalam Islam menuntut ilmu adalah kewajiban dasar manusia untuk mengisi kehidupan duniawi dan akhirat. Iman tanpa sains akan buta, karena sains itu adalah matanya iman yang dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, sebaliknya sains tanpa iman akan biadab, karena iman akan menuntun manusia kepada hal-hal yang baik yang diridhoi Allah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disatu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Tapi di sisi lain tak jarang juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
Peran islam dalam perkembangan sains dan teknologi setidaknya ada dua. Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan sains. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan sains dan teknologi. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat islam dengan baik, insyaallah akanada berbagai berkah dari Allah kepada umat islam dan juga seluruh umat manusia. Sesuai dengan firmannya pada Qur’an Surat Al- A’raaf ayat 96.