IMAN KEPADA MALAIKAT
(^_^)
AGAMA ISLAM (^_^)
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………….….2
1. Makna Iman Kepada Malaikat………………………………………………3
2. Beriman Kepada Malaikat…………………………………………………….5
3.
Nama dan Tugas Para Malaikat …….…………………………………..7
4.
Hakikat Malaikat…………………………………………………..…………………9
5.
Sifat
Fisik Malaikat………………………………………………………………...11
6.
Tempat
yang Tidak Disukai Malaikat………………………………..12
7.
Fungsi
Iman Kepada Malaika Allah….…………..…………………..13
8.
Hubungan
antara Malaikat dengan Manusia………………….14
9.
Iman
menurut Al-Qur’an dan Assunnah………………………….15
10.
Kesalahan
– Kesalahan………………………………………………………16
1.
Makna Iman Kepada Malaikat
Menurut bahasa
ملائكة bentuk jama’
dari ملك. Dikatakan ia berasal dan kata
(risalah), dan ada yang menyatakan dan (mengutus), dan ada pula yang
berpendapat selain dan keduanya.
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya,
Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang diciptakan dan nur, tidak pernah mendurhakai apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan kepada mereka.
Allah Ta`ala menciptakan malaikat
dari cahaya. Hal tersebut sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin
`Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan
bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya.”
(HR. Muslim)
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah :
“Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…(Q.S. al-Baqarah [2]: 285)
“Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…(Q.S. al-Baqarah [2]: 285)
Firman Allah pada ayat lainnya
:
“Dan kepunyaan-Nyalah segala
yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada
mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka
selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20).
“Dan mereka berkata, ‘Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’, Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikatmalaikat itu)
adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahuluiNya dengan perkataan
dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-Anbiya’: 26-27).
“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu adalah beriman kepada Allah, Hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab- kitab, dan nabi-nabi...” (Al-Baqarah: 177).
Allah mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah berfirman, dan barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Han Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).
Allah mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah berfirman, dan barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Han Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).
Sabda Rasulullah ketika menjawab
pertanyaan Jibril tentang iman :
“Yaitu engkau beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir, dan engkau
beriman kepada takdir, yang baik mahu pun yang buruk.” (HR. Muslim, 1/37 dan
al-Bukhari, 1/19-20).
Rasulullah menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang pasti (qath‘iy), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada mereka bererti menyalahi kebenaran al-Quran dan as-Sunnah.
Rasulullah menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang pasti (qath‘iy), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada mereka bererti menyalahi kebenaran al-Quran dan as-Sunnah.
2.
Beriman Kepada
Malaikat
Ukhty sekalian tentu telah
mengetahui bahwasanya yang menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian pernahkah antunna
(kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah
malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak penasaran,
mari kita simak ulasan berikut ini.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang
diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah
mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan
kepada mereka. Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Pertama: Mengimani adanya mereka.
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang
keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa
malaikat adalah hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti
kebaikan atau semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam
firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan
dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)
Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang
telah kita ketahui, sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita
imani secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan
malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah
sebuah hadits shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits
tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi,
setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila
mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari &
Muslim)
Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat
yang kita ketahui.
Seperti misalnya sifat Jibril,
dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi
wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata
mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang
mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan
berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui
keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat,
sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah
berkata dalam Al-Musnad bahwa
sanad hadits ini shahih)
Dalam hadits di atas disebutkan
bahwa malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan
kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam
ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dapat melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau
menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para
ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat
(bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan
dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap
yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan
bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai
macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah
terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia,
sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan
para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang
dalam bentuk manusia. Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa
mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang
kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka
3. Nama dan Tugas Para Malaikat
Jumlah mereka sangat banyak.
Hanya Allah saja yang tahu berapa banyak jumlah mereka. Allah Ta`ala berfirman yang artinya:
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu
melainkan Dia sendiri.” (QS.
Al-Muddatstsir: 31) Ketika Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallammelakukan Isra` Mi`raj, berkata Jibril `alaihis salam kepada beliau:
“Ini adalah Baitul Ma`mur. Setiap hari shalat di
dalamnya 70 ribu malaikat. Jika mereka telah keluar, maka mereka tidak kembali
lagi…. ” (Muttafaqun `alaihi)
1.
Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada
para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (Asy-Syuara: 193-194).
Allah menyifati Jibril dalam tugasnya menyampaikan al-Qur’an dengan sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan,
“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21).
“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (Asy-Syuara: 193-194).
Allah menyifati Jibril dalam tugasnya menyampaikan al-Qur’an dengan sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan,
“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21).
2. Mikail yang ditugasi
menurunkan hujan dan menyebarkannya.
“Tatkala seorang laki-laki
bërada di tanah 4lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah
kebunfulan,’ maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu
tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ dan saluransaluran yang ada
telah memuat air seluruhnya...” (HR. Muslim, 4/2288).
mi menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak Allah S.W.T.”
mi menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak Allah S.W.T.”
3. Israfil yang ditugasi
meniup sangkakala.
“...di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui
yang ghaib dan nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
(Al-Anam: 73).
Dan firman Allah,
“...kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al-Kahfi: 99),
Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
Dan firman Allah,
“...kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al-Kahfi: 99),
Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
4. Izrail Malaikat Maut
yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa
malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang
benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah
ta’ala yang artinya: “Katakanlah:
Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu.”
(QS. As-Sajdah: 11)
“Katakanlah, ‘Malaikat maut yang ditugaskan
untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah
kamu akan dikembalikan.” (As-Sajdah: 11).
“...sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajiban.” (AlAnam: 61).
“...sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajiban.” (AlAnam: 61).
5.
Munkar yang bertugas menanyakan dan
melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan
pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7.
Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab
untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala
perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
4. Hakikat Malaikat
Menurut
Zakiyah Daradjat, malaikat itu bertugas sebagai perantara dan pelaksana
kehendak Allah, terutama yang berhubungan dengan Alam rohaniah manusia. Adapun tugas-tugasnya
sebagai berikut:
1) malaikat sebagai perantara penyampai wahyu.
2) sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang beriman.
3) sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah.
4) sebagai penolong dan mendoakan manusia.
5) memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rohaniyah.
6) memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik.
7) mencatat perbuatan manusia.
8) mencabut nyawa manusia.
1) malaikat sebagai perantara penyampai wahyu.
2) sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang beriman.
3) sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah.
4) sebagai penolong dan mendoakan manusia.
5) memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rohaniyah.
6) memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik.
7) mencatat perbuatan manusia.
8) mencabut nyawa manusia.
Hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau cahaya.
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil
mengatakan, “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan)
kaum muslimin (tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
- Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
- Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
- Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
- Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.
(Lihat Mu`taqad Firaqil Muslimiin wal Yahud wan Nashara wal Falasifah wal Watsaniyyiin fil Malaikatil Muqarrabiin hal. 15)
5.
Sifat Fisik Malaikat
Berikut ini kami sampaikan sebagian sifat fisik
malaikat:
- Kuatnya fisik mereka
Allah Ta`ala berfirman tentang keadaan neraka (yang artinya), “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. Tahrim: 6)
Panas api neraka, yang membuat besi dan batu meleleh, tidak membahayakan mereka.Demikian juga dengan Malakul jibal (Malaikat gunung), dimana dia menawarkan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam untuk menabrakkan dua gunung kepada sebuah kaum yang mendurhakai beliau. Kemudian beliau menolak tawaran tersebut. (Hadits yang menceritakan kisah ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) - Mempunyai sayap
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathiir: 1) - Tidak membutuhkan makan dan minum
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.” Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.’” (QS. Huud: 69 – 70)As Suyuthi rahimahullah berkata: “Ar-Razi dalam tafsirnya mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwasanya malaikat tidak makan, tidak minum, dan juga tidak menikah.”
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa
yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak
dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia,
dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali
jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad
yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan
yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu
dan Isra dan
Mi'raj.
6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat
Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
1. Tempat
yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing
untuk kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu);[40][41]
3. Tempat
yang di dalamnya ada seseorang muslim
yang mengancungkan dengan senjata
terhadap saudaranya sesama muslim;[43]
Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para
Imam, di antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan
lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak
akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing
akan susut atau berkurang.Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.[45] Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.
7. Fungsi iman kepada Malaikat Allah
1. Mengetahui
keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu)
yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq).
Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada
Allah, di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya
sayap-sayap.
2. Senantiasa
istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala. Karena barangsiapa
beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini
menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat
maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara
sembunyi-sembunyi.
3. Bersabar dalam menaati
Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin
ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang
menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
4. Bersyukur
kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan
sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
5. Waspada bahwa
dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang
suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan
semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan
beramal shalih.
8. Hubungan antara
Malaikat dengan Manusia
Allah
mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk urusan manusia. Jadi
mereka mempunyai hubungan yang erat dengan manusia semenjak ia berupa sperma.
Hubungan ini disebutkan Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan’,
beliau berkata, Mereka diserahi urusan penciptaan manusia dan satu fasa ke fasa
yang lain, pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan, penulisan
rezeki, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya, menyertainya dalam segala
urusan-nya, penghitungan ucapan dan perbuatannya, penjagaannya dalam hidupnya,
pencabutan ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika meninggal, pembawa
ruhnya ketika untuk diperlihatkan kepada Penciptanya.
Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya (penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya, penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan. Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik. Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir (duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan perintah (membawa urusan).”
Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah al-Qur’an dan as-Sunnah yang tentunya amat panjang jika disebutkan, di samping memang dalil-dalil itu terkenal dan masyhur.
Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya (penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya, penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan. Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik. Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir (duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan perintah (membawa urusan).”
Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah al-Qur’an dan as-Sunnah yang tentunya amat panjang jika disebutkan, di samping memang dalil-dalil itu terkenal dan masyhur.
9. Iman Menurut Al-Quran dan Assunnah
- Mengimani keberadaan mereka.
عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
خلقت الملائكة من نور وخلق الجان من مارج من نار و خلق آدم مما وصف لكم. رواه مسلم
خلقت الملائكة من نور وخلق الجان من مارج من نار و خلق آدم مما وصف لكم. رواه مسلم
“ Malaikat di ciptakan dari cahaya, Jin diciptakan
dari nyala api, dan Adam diciptakan dari tanah.(H.r. Muslim)
- Mengimani Nama mereka.
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (77)
“ dan mereka berseru wahai malaikat Malik, birlah
Tuhanmu mematikan kami saja, dai menjawab “ sungguh kamu akan tetap tinggal di
neraka ini.” (Q.s. Az Zukhruf : 77)
- Mengimani sifat mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
“ wahai orang-orang yang beriman peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, dan keras,
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Qs. At Tahrim : 6]
- Mengimani tugas-tugas mereka.
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
“ (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri.Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.”
10.
Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan
kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu
billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar
tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada adalah:
1. Mengatakan
bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan
kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam
firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak
perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.”
(QS. An-Nahl [16]: 57)
2. Beribadah
kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur’an,
akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada
Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka
tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya
malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah
Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.”
(QS. Al A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para
malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala dalam
Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat
pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan
bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan
seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan
para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah
membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya
karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya.
Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena
menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan
kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan
pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah
mindzalik-.