Jilbab Mahkota Akhwat






Jilbab adalah salah satu tanda bukti bahwa kita taat kepada Allah.

Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikit pun, selain yang dikecualikan karena Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nuur: 31)
Allah Subhannahu wa Ta’ala,“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Al Ahzab :59).

Mempertanggung jawabkan mahkota mu yaitu hijab tidaklah mudah, karena perlu menyeseuaikan antara hati dan perilaku dengan jilbabnya.


Dikenakan bukan sekedar untuk merubah penampilan, namun juga merubah akhlak di diri kita. Dengan jilbab yang kita kenakan dengan harapan memperbaiki diri. Karena kualitas jilbab bukan dilihat dari penampilan yang modern, tetapi perilaku si pemakai jilbab. Maka apabila terdapat seseorang yang tidak sesuai dengan jilbabnya, jangan salahkan mahkota jilbab tersebut.

Memang jilbab tidak membuktikan kualitas keimanan akhwat, namun kualitas iman yang benar pasti memakai jilbab.
Bukan menghakimi orang yang tidak memakai jilbab, namun mengajak para akhwat agar menutup auratnya. Auratmu terlalu indah untuk dilihat oleh yang bukan makhramnya, ukhti.

Dimulai dari niat, niat untuk memperbaiki diri, maka berhijab terlebih dahulu. Janganlah menghakimi hijab seseorang, karena bisa saja seseorang tersebut sedang berlajar untuk memperbaiki diri. Jika itu teman, maka ajarkanlah dia untuk berhijab yang sesuai, ajarkan seseorang tersebut adalah dengan menunjukkan apa yang kita kenakan sendiri, sehingga tanpa kata, seseorang tersebut dapat secara tidak langsung mengikuti orang tersebut. Tidak langsung menceramahinya secara bertubi-tubi. Begitu pula dengan perilaku seseorang yang berjilbab, ajarkan tanpa kata juga dapat dilakukan dengan melihat perilaku kita.

Karena jilbab perlu proses.
Apabila seseorang tersebut meminta pendapat, maka dengarkanlah.

Diri ini sedikit demi sedikit berlajar untuk menyesuaikan jilbab yang dikenakan masih jauh dari kata baik. Sulit untuk menyesuaikan jilbab dengan perilaku yang sesuai. Menelaah ajaran dari kehidupan nyata untuk memperbaiki kualitas jilbab memang berliku, namun niatkan dalam hati agar dirimu tetap istiqamah di Jalan Allah, agar jilbab mu tidak tertutup dan terbuka. Proses jilbab tersebut hanya diri sendiri yang dapat menentukan. Menentukan untuk lebih dekat dengan pencipta atau sebaliknya.

Belajar tak pernah berhenti belajar untuk memperbaiki kualitas diri, namun tetap rendahkan hati dalam proses hijrahmu.