BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jika Anda seorang pengusaha atau seorang
professional yang menduduki jabatan tertentu atau seorang karena sesuatu hal
mempunyai otoritas dan kewenangan untuk menentukan suatu kebijakan dalam
entitas bisnis, maka dalam menentukan suatu keputusan tidak terlepas dari
laporan keuangan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Dengan demikian pemahaman atas laporan keuangan mutlak diperlukan.
Laporan keuangan disusun guna memberikan
informasi mengenai kondisi perusahaan saat ini. Selain itu laporan keuangan
juga dapat digunakan untuk memprediksi keuangan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga dengan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi.
Berbagai pertanyaan seperti:bagaimana
perusahaan mendanai investasi yang dilakukan; berapa besar program ekspansi
perusahaan didanai arus kas operasi.
Laporan keuangan seperti laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca seringkali gagal menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut, perusahaan masih memerlukan suatu laporan keuangan yang disebut arus kas yang merupakan bagian integral (tak terpisah) dari laporan keuangan yang lengkap. Makalah ini secara khusus akan membahas laporan arus kas tersebut. Pada pembahasan penyajian arus kas, akan diulas dormat dan prinsip-prinsip pelaporan arus kas. Sedangkan pada pembahasan laporan arus kas akan dijelaskan sumber informasi yang digunakan dan langkah-langkah laporan keuangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Keuangan Praktis Untuk Memulai Bisnis
Sistem keuangan merupakan suatu rancangan yang paling penting sekarang
ini. Suatu usaha akan berjalan dengan baik bila sistem keuangan dan
akuntansinya lancar, tepat dan tertata dengan rapi.
Begitu juga ketika kita
akan memulai usaha atau bisnis, melakukan perencanaan sistem keuangan yang baik
akan memberikan dampak yang sangat besar ketika bisnis tersebut sudah berjalan
dan seiring berjalannya usaha atau bisnis kita maka akan terlihat pula apakah
sistem keuangan yang telah kita persiapkan tersebut memang sudah baik atau
belum. Lebih gamblangnya lagi, bagus tidaknya sistem keuangan kita akan
terlihat dari bagus tidaknya cash flow
bisnis yang kita jalani
Manajemen keuangan adalah
keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan
menggunakan dana tersebut. Apabila kita lihat dari fungsinya, manajemen
keuangan adalah suatu cara bagaimana mendapatkan dana dan menggunakan dana
dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi 2 yaitu untuk mengatur
panggunaan dana (investasi) dan untuk mengatur pemenuhan kebutuhan dana
(pendanaan).
Ketika berpikir untuk
membuat sebuah usaha, perlu dipertimbangkan ide usaha, skala usaha, kompetisi,
permintaan pasar, tenaga kerja, serta yang sangat penting untuk dipikirkan
adalah ketersediaan modal usaha beserta sumbernya. Modal bagaikan fondasi awal
sebuah usaha yang akan dibangun. Tetapi perlu diingat modal bukan hanya sekedar
uang atau aset, tetapi juga bisa dalam wujud pengetahuan terhadap usaha
tersebut, pengalaman, keberanian, serta networking. Namun dari
beberapa modal yang disebutkan di atas, kebanyakan calon pengusaha menemui
kendala besar dalam mendapatkan modal berupa uang atau aset.
Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami akan membahas informasi mengenai cara memperoleh modal
usaha untuk Anda yang hendak memulai bisnis skala kecil maupun menengah. Ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mendapatkan dana usaha,
diantaranya:
1)
Dana sendiri
Anda dapat
memperoleh modal usaha dengan menggunakan dana Anda sendiri. Misalnya
dengan menggunakan dana simpanan yang sudah Anda tabung selama ini. Jika belum
cukup, maka Anda juga bisa menutupi kekurangan dana tersebut dengan menjual
sebagian aset berharga yang Anda miliki saat ini misalnya perhiasan. Tidak ada
salahnya sedikit berkorban untuk kesuksesan bisnis, anggap saja Anda sedang
berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar setelah usaha Anda
berhasil berjalan nanti.
2)
Mencari Dana Hibah Perusahaan
Modal juga dapat diperoleh
dari dana hibah perusahaan, baik perusahaan pemerintah maupun swasta. Saat ini
perusahaan-perusahaan besar biasanya memiliki budget atau anggaran tersendiri
untuk membantu membangun perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan maupun
masyarakat umum dengan menyalurkan dana modal usaha melalui Divisi CSR
(Corporate Social Responsibility). Untuk teknis penyaluran dana biasanya dalam
bentuk event competition. Oleh karena itu, event tersebut merupakan
peluang bagi para calon pengusaha untuk mendapatkan tambahan dana bagi
kelangsungan usaha Anda.
3)
Menjalin Kerjasama
Jika Anda memiliki teman
atau saudara yang memiliki minat yang sama dan hendak menjadikan hal tersebut
sebagai bisnis, cara ini dapat dijadikan pilihan. Rekan bisnis tersebut bisa
jadi hanya memberikan bantuan berupa modal, atau bisa jadi membantu juga dapat
operasional bisnis sehari-hari. Anda juga harus menyepakati hal-hal seperti
pembagian hasil agar kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Kesepakatan
itu perlu dibuat perjanjian tertulis untuk mengantisipasi bila terjadi sesuatu
di kemudian hari.
4)
Mencari Investor
Hampir sama dengan
menjalin kerjasama, cara ini juga membantu kita mendapatkan dana dari pihak
ketiga. Bedanya, investor biasanya hanya memberikan modal berupa dana tanpa
ikut terjun langsung dalam operasional. Hal lain sama seperti cara di atas,
hal-hal seperti pembagian hasil atau kesepakatan lain harus dibuat berupa
perjanjian tertulis agar kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan bila
terjadi sesuatu di kemudian hari.
5)
Mengajukan Pinjaman Modal Usaha ke Bank atau Koperasi
Anda juga dapat mengajukan
permohonan pinjaman modal usaha ke Bank atau Koperasi. Sebelum pengajuan ini
tidak jarang pihak Bank atau Koperasi ingin mengetahui profil usaha yang akan
Anda buat berupa proposal atau bahkan beberapa meminta Anda untuk menyampaikan
Feasibility Study yang bertujuan untuk menilai kelayakan implementasi sebuah
bisnis, sebagaimana namanya pinjaman Anda harus mengembalikan biaya tersebut dalam
jangka waktu tertentu ditambah bunga pinjaman yang besarannya bekisar antara
8-10% per tahun. Namun demikian, kami menyarankan agar ini menjadi pilihan
terakhir, karena kewajiban pembayaran bunga dan cicilan dapat menjadi
kendala untuk bisnis yang baru mulai berjalan.
Mempersiapkan pendanaan
juga harus dilakukan secara matang karena ini akan mempengaruhi cash flow bisnis baru kita untuk
kedepannya. Beberapa point yang perlu kita perhatikan yaitu:
1)
Tentukan Lamanya Break Event Point
( BEP )
Ketika kita baru memulai
bisnis, tentu saja dalam neraca keuangan kita tidak akan menunjukan adanya
keuntungan yang kita hasilkan karena besarnya modal yang harus kita keluarkan
untuk memulai bisnis. Oleh karena itu, kita harus menargetkan berapa lamakah
bisnis kita ini kan mencapai break event point atau balik modal.
2)
Tentukan Target Penjualan
Menentukan target
penjualan, khusunya 3 bulan pertama, berguna agar kita dapat memprediksi dan
memperhitungkan besarnya biaya operasional yang harus kita tanggung pada awal
bisnis berjalan hingga penjualan tersebut dapat menutup biaya operasional
bisnis bahkan menghasilkan keuntungan.
3)
Tentukan Besarnya Dana untuk Modal
Selanjutnya, ketika kita
telah menentukan target penjualan, yang perlu kita lakukan adalah
memperhitungkan dana yang kita miliki untuk menutup biaya – biaya operasional
yang harus ditanggung oleh bisnis kita selama bisnis kita belum mencapai break event point. Bisnis yang baru
tentu tidak akan langsung menghasilkan penjualan dan keuntungan yang bisa
menutup biaya operasional bisnis, oleh karena itu sangatlah penting kita
mempersiapkan dana operasional bisnis kita selama penjualan kita belum bisa
menutup biaya yang ada.
Tidak jarang, pebisnis
yang baru saja memulai bisnisnya menemui kegagalan, berikut beberapa penyebab
kegagalan usaha yang berkatian dengan pengaturan keuangan bisnis adalah :
1)
Menghabiskan Terlalu Banyak Modal.
Seperti sudah disinggung
pada awal pembicaraan, bahwa penggunaan modal sebaiknya dilakukan seefisien
mungkin. Selama tahap awal pengembangan bisnis, kita akan cenderung dipenuhi
dengan modal. Lakukan filterisasi dan buat prioritas dan hindari kesalahan
biaya mahal yang tidak perlu. Perencanaan keuangan yang buruk, kesalahan
manajemen dana atau pengeluaran anggaran adalah penyebab umum kegagalan bisnis.
2)
Tidak Membelanjakan Uang dengan Bijaksana.
Hal pertama yang perlu
kita ketahui dalam peraturan utamanya usaha adalah menghasilkan uang. Adakalanya
Anda menghabiskan uang untuk menghasilkan uang dengan kata lain kita melakukan
investasi dengan mengeluarkan dana yang besar untuk mendapatkan dana atau uang
yang sekian kali lipat lebih besar dari investasi. Misalnya, untuk
mendapatkan nasihat pemasaran (bila kita belum banyak memiliki pengalaman dalam
dunia praktisi pemasaran), kita harus menyewa atau menemui ahli strategi
pemasaran atau mengikuti seminar atau workshop pemasaran.
Sebagai latihan awal bagi
seseorang yang ingin memulai membuka usaha dan memulai bisnis adalah dengan
cara memulai mengatur keuangan keuangan pribadi. Kuncinya adalah bagaimana
komitmen kita mendisiplinkan diri untuk membuat laporan keuangan pribadi dan
mengatur keuangan pribadi kita.
B.
Pengguna
Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang telah disusun dapat
dipergunakan untuk berbagai tujuan yang dapat dipakai oleh berbagai pihak.
Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
1)
Investor. Dari laporan keuangan Investor
dapat menilai apakah harta yang telah ditanamkan pada perusahaan tersebut dapat
memberikan nilai lebih, misalnya dalam bentuk deviden. Sehingga pemilik modal
dapat mengambil keputusan apakah harta yang telah ditanamkan dalam perusahaan
tersebut perlu dipertahankan atau tidak.
2)
Kreditor. Kreditor merupakan pemberi
pinjaman bagi perusahaan. Kreditor juga mempunyai kepentingan terhadap laporan
keuangan, sehingga dapat menilai apakah perusahaan mampu membayar hutangnya
atau tidak.
3)
Pemasok. Bagi pemasok, laporan keuangan
dapat digunakan untuk menentukan apakah penjualan kredit yang diberikan kepada
perusahaan terjamin keamanannya atau tidak (kemampuan membayar pada saat jatuh
tempo).
4)
Pelanggan. Laporan keuangan dapat
digunakan oleh pelanggan untuk menentukan berbagai bentuk kerjasama dengan perusahaan.
5)
Pemerintah. Laporan keuangan digunakan
pemerintah untuk berbagai tujuan dalam menentukan kebijakan ekonomi misalnya
pajak, UMR, bantuan dan lain-lain.
6)
Karyawan. Laporan keuangan dapat digunakan
oleh karyawan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
stabilitas usahanya guna menggantungkan hidupnya.
C.
Mengenal
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
1)
Laporan Laba Rugi (Profit and
Loss Statement) adalah laporan mengenai pendapatan dan beban perusahaan.
Apakah ada peningkatan yang signifikan dari periode ke periode? Apakah ada
penghematan biaya-biaya yang tidak perlu? Dan lain sebagainya.
Bentuk laporan laba/rugi yang digunakan ada dua, yaitu:
a.
Bentuk
Langsung (Single Step)
Menurut
bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua beban dijumlahkan. Dari
selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba
atau rugi usaha.
b.
Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Menurut bentuk ini, dalam laporan
laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana
pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta
beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari
selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.
Contoh:
Berikut laporan
laba/rugi bentuk single step untuk
kasus Servis Sepeda Motor MINANG.
Pada laporan laba rugi perusahaan jasa
Servis Sepeda Motor MINANG tersebut terlihat bahwa perusahaan mampu mengelola
operasional perusahaan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perolehan
laba bersih sebesar Rp 3.015.000,-
2)
Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement) adalah Laporan
perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu
dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau
yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain:
a.
besarnya modal awal periode,
b.
adanya laba atau rugi usaha,
c.
adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,
d.
adanya investasi tambahan dari pemilik,
e.
besarnya modal akhir periode.
Laporan
perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk
perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan
laba ditahan (returned earning statement).
Contoh:
Laporan perubahan modal untuk kasus
Servis Sepeda Motor MINANG dilihat sebagai berikut:
Servis
Sepeda Motor MINANG
Laporan
Perubahan Modal
Untuk
Periode yang Berakhir 31 Mei 2006
Modal
Tuan Zarkasih 1 Mei 2006 Rp
10.500.000,00
Laba bersih Mei 2006 Rp 3.015.000,00
Prive Tuan Zarkasih (Rp 100.000,00)
Penambahan Modal Rp 2.915.000,00 +
Modal Tuan Zarkasih 31 Mei 2006 Rp
13.415.000,00
Laporan
perubahan modal pada perusahaan jasa Servis Sepeda Motor MINANG di atas
terjadi, karena adanya pengambilan prive oleh pemilik dan bertambahnya modal
dari perolehan laba. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Mei 2006 laporan keuangan
menunjukkan bahwa modal bertambah dari Rp10.500.000,00 menjadi Rp13.415.000,00.
3)
Laporan Arus Kas (Cash Flow Report) adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi
mengenai perubahan kas yang meliputi saldo kas, sumber penerimaan kas,
pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
Terdapat dua metode atau teknik penyusunan
arus kas yaitu metode langsung (direct method)
dan metode tidak langsung (indirect
method). Kedua metode ini, sesungguhnya, tidak jauh berbeda, yaitu:
·
Sama-sama
melaporkan aliran kas.
·
Sama-sama
mengelompokan transaksi kas ke dalam tiga kategori utama, yaitu: (a) arus kas
dari aktivitas operasional; (b) arus kas dari aktivitas investasi; dan (c) arus
kas dari aktivitas pendanaan.
·
Sama-sama
merinci masing-masing kelompok besar di atas menjadi item-item yang lebih
detail sesuai dengan format laporan arus kas yang umum digunakan (silahkan
lihat contoh formatnya).
Perbedaannya, terletak pada
proses pembuatan laporannya, khususnya pada kelompok ‘arus kas dari aktivitas operasional’:
·
Menggunakan
metode
langsung (direct method), kelompok ‘arus kas dari
aktivitas operasional‘ disusun dengan menggunakan data transaksi yang
diambil langsung dari buku besar kas.
·
Menggunakan
metode tidak
langsung (indirect method), kelompok “arus kas dari
‘aktivitas operasional’ disusun dengan menggunakan “Laporan Laba Rugi” yang
dianggap sebagai representasi aktivitas operasional perusahaan.
Metode
Langsung |
Metode
Tidak Langsung |
ARUS KAS DARI OPERASI Penerimaan Pelanggan Pembayaran Pemasokan Pembayaran pada Karyawan Pembayaran Bunga Pembayaran Pajak |
ARUS KAS DARI OPERASI Laba bersih Penurunan Piutang Peningkatan Persediaan Peningkatan Hutang dagang Penurunan Biaya Dibayar Dimuka |
ARUS KAS INVESTASI Pembelian Aktiva Tetap Penjualan Aktivs Tetap Pembayaran Invest Jk Panjang |
ARUS KAS INVESTAS Peningkatan Aktiva Tetap Penurunan Aktiva Tetap Peningkatan Invest Jk Panjang |
ARUS KAS PENDANAAN Penambahan Pinjaman Jk Pendek Penambahan Pinjaman Jk Panjang Pembayaran Dividen Penambahan Modal |
ARUS KAS PENDANAAN Peningkatan Pinjaman Jk Pendek Peningkatan Pinjaman Jk Panjang Pembayaran Dividen Penambahan Modal |
Contoh:
Laporan arus kas dengan metode langsung untuk kasus Servis
Sepeda Motor MINANG dilihat sebagai berikut:
Jika jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah
pengeluaran, maka perusahaan akan menerima arus kas masuk bersih (net cash inflow). Jika jumlah
pengeluaran lebih besar daripada jumlah penerimaan, maka perusahaan akan
menerima arus kas keluar bersih (net cash
out flow).
Proses penyusunan laporan keuangan tersebut dilakukan
berdasarkan hubungan data yang ada pada setiap laporan keuangan. Data laba
bersih pada laporan laba/rugi akan menjadi komponen pada laporan perubahan
modal. Selanjutnya, data modal akhir menjadi komponen pada neraca sehingga
tampak bahwa ketiga laporan tersebut menghasilkan data yang saling berhubungan.
Sedangkan data mengenai transaksi kas menjadi komponen penyusunan laporan arus
kas.
Pertanyaannya: Apakah sebaiknya menggunakan
metode langsung atau tidak langsung?
·
Untuk pihak eksternal, tidak terlalu penting apakah menggunakan
metode langsung atau tidak langsung, bagi mereka keduanya sama saja.
·
Sedangkan untuk pihak internal (manajemen), mereka lebih menyukai laporan arus kas yang
disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Mengapa? Karena mereka bisa
melihat gambaran mengenai kelogisan hubungan antara pendapatan bersih dengan
aliran kas bersih yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
“Dari
sisi kita sendiri (sebagai penyusun laporan), mana yang lebih mudah; direct atau
indirect method?” mungkin ada yang bertanya seperti itu.
Menurut kami,
relatif. Masing-masing orang memiliki kebiasaan dan preference yang berbeda.
Kebiasaan dan preference inilah yang menentukan mana yang akan terasa lebih
mudah. Yang
jelas:
·
Dengan direct
method, Anda bisa membuat laporan arus kas hanya dengan menggunakan buku
besar kas, tanpa menunggu laporan laba rugi, neraca dan perubahan modal.
·
Dengan indirect
method, anda bisa membuat laporan arus kas hanya dengan menggunakan
neraca, laporan laba rugi dan perubahan modal tanpa melihat buku besar kas.
4)
Neraca (Balance Sheet) adalah keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu
perusahaan yang menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pada akhir periode. Saat ini diketahui telah muncul berbagai program akuntansi
terpadu yang telah beredar di pasaran seperti MYOB Accounting, Peachtree Accounting,
DEA dan lain-lain sebagainya.
Neraca dapat
disusun dengan dua bentuk, yaitu bentuk
staffel dan bentuk scontro.
1.
Staffel (Report
Form), bentuk yang sering disebut dengan bentuk
laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal
di bagian bawahnya. Neraca
bentuk stafel sering disebut juga bentuk laporan/ vertikal.
2.
Scontro
(T-Account Form) adalah neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian
harta atau aktiva di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal di sebelah
kanan. Neraca bentuk skontro sering disebut juga bentuk sebelah menyebelah.
Contoh:
Dengan data yang sama pada perusahaan jasa Servis Sepeda
Motor MINANG, perhatikan neraca bentuk skontro berikut ini:
Apa yang dapat Anda simpulkan setelah mengetahui hasil
akhir neraca bentuk skontro? Samakah jumlah aktiva dan pasiva pada neraca
bentuk stafel? Mana yang menurutmu lebih mudah?
D.
Analisa Break
Event Point (BEP)
Menurut
Harahap (2004) Break even point adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan
penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total
penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.
Break
even point yang biasa disingkat BEP, yang di Indonesia dikenal dengan Titik
Impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi akuntansi manajemen
yang dipakai menganalisa hubungan anatara: Revenue/Sales, Cost, Volume &
Profit. Analisa break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk
mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain
dengan mengetahui break even point kita akan mengetahui hubungan antara
penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan
bagi pemimpin untuk mengambil kebijaksanaan.
Berikut
ini adalah jenis-jenis biaya dalam menghitung BEP:
1)
Fixed Cost
(Biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak
terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga jenis biaya
ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh: biaya sewa, gaji, penyusutan
aktiva tetap dan sebagainya.
2)
Variabel Cost
(Biaya Variabel)
Variabel Cost merupakan biaya yang secara total berubah-ubah
sesuai dengan perubahan volume produksi, penjualan atau jasa. Artinya asumsi
kita biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume produksi, penjualan atau jasa. Contoh: biaya bahan baku, bahan
baku pebantu, listrik, bahan bakar dan sebagainya.
BEP dengan cara matematis ini dibagi
menjadi 2, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah atau unit.
1)
BEP atau titik impas dalam unit
Rumusnya : BEP (Q) = TFC
S – VC
2)
BEP atau titik impas dalam rupiah.
Rumusnya : BEP (P) = TFC
1 – VC
S
Contoh soal 1 (Industri barang)
BEP atau titik
impas dalam unit
Misal suatu perusahaan
yang memproduksi TV, mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai berikut:
Fixed Cost Rp 1.000.000.000,-/tahun
Variabel Cost Rp 500.000,-/unit
Harga Jual Rp 1.000.000,-/unit
Maka BEP
perunitnya yaitu:
Rp 1.000.000.000 = 2000 unit
Rp 1.000.000 – Rp
500.000
Berarti perusahaan
akan mencapai BEP setelah menjual sebanyak 2000 unit TV.
Contoh soal 2 (Industri
jasa)
Suatu
perusahaan jasa perhotelan mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai berikut:
Fixed Cost Rp 2.000.000.000,-/tahun
Variabel Cost Rp 600.000,-/kamar (biaya pelayanan
perhari)
Harga Jual Rp 1.200.000,-/kamar & perhari
Maka BEP
perkamarnya yaitu:
Rp 2.000.000.000 = 3334 kamar
Rp 1.200.000 – Rp
600.000
Berarti perhotelan
tersebut akan mencapai BEP setelah menyewakan 3334 kamar.
E.
Cara Mengelola
Keuangan Usaha
Cara mengelola keuangan usaha atau
bisnis. Manajemen keuangan dalam berwirausaha tentu
sedikit berbeda dari manajemen keuangan pribadi. Dalam situasi ini, seorang
wirausahawan dituntut untuk lebih bijak dan disiplin mengelola cash flow-nya. Dan yang terpenting, dia harus mampu
memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadinya.
Berikut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola
keuangan usaha yang bisa dijadikan acuan bagi Anda yang memiliki usaha baik itu
kecil maupun besar:
1)
Pertahankan agar cash
flow tetap positif
Dunia usaha tidak terlepas dari hitung-hitungan untung dan rugi. Kalau
hasil penjualan dikurangi biaya produksi dan biaya-biaya perusahaan adalah
positif maka perusahaan tersebut untung, dan kalau hasil negatif maka rugi.
Untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan, maka arus kas (cash flow) harus positif, sehingga
merencanakan keuangan selanjutnya lebih mudah. Bagaimana kalau cash flow perusahaan tersebut negatif /
rugi? Yang harus dilakukan adalah menekan biaya produksi/biaya yang lain lebih
kecil dari pemasukan, namun Anda juga harus tetap memperhatikan aspek lain,
misalnya kualitas produk atau jasa yang Anda jual.
2)
Buat Cadangan Dana Darurat (Emergency Fund)
Keberadaan dana darurat / emergency
fund sangat penting bagi usaha kecil menengah. Dana darurat ini untuk
mengantisipasi apabila dalam beberapa hari/bulan tidak mendapatkan order, ada
karyawan yang masuk rumah sakit karena kecelakaan, ada order yang cukup besar.
3)
Proteksi Pendapatan (Asuransi Jiwa)
Proteksi terhadap pendapatan atau dengan kata lain proteksi terhadap
pengusaha yang menjadi sumber penghasilan keluarga adalah suatu hal yang perlu
direncanakan terlebih dahulu, sebelum kita masuk kepada perencanaan kebutuhan
keuangan lainnya.
Seperti halnya dana darurat, asuransi jiwa adalah merupakan sebuah cara
yang perlu dipersiapkan dalam mengantisipasi resiko kehilangan sumber
penghasilan yang disebabkan oleh kematian atau terjadinya ketidakmampuan total
akibat kecelakaan atau sakit pengusaha tersebut yang menjadi sumber penghasilan
utama dalam keluarga. Apalagi kalau pengusaha tersebut mempunyai banyak ide
yang berguna dalam usahanya, harus diasuransikan.
4)
Proteksi Terhadap Tempat Usaha
Pelimpahan resiko kepada pihak perusahaan asuransi terhadap tempat usaha
juga sangat penting sekali. Ini mengantisipasi apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian, kebakaran dan huru hara. Jangan
sampai terjadi setelah kebakaran yang menghabiskan seluruh tempat usaha, stok
barang dan barang jadi pengusaha tersebut jadi bangkrut. Ini harus dihindari.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
0 comments:
Post a Comment